Selasa, 27 November 2007

daun-daun berlenggok

ketika angin datang,berbelok-belok,..

tersiar kabar, bahwa Indonesia

masih berjalan terseok,..


Disampaikan oleh burung gagak, dengan suaranya yang mengeok-ngeok

Senin, 12 November 2007

untuk sebuah kota


aku mencium bau daunnya
dari kejauhan....
bercampur dengan bau keringat
yang ikut mengambang diudara
tak ada mendung yang bergelantung
hanya awan canggung yang berkunjung
kota itu,...
separo seperti mati
bergerak dengan lambat dan sepi
pantai terbengkalai
dengan ombak yang membelai
kota itu ....
memiliki denyut pelan
tak ada orang yang berkejaran,..
hanya ada orang yang berjalan
seperti penguasa waktu,..
kota itu,..
kotaku yang kurindu
dengan orang-orang yang tak bisu
namun tak ada mulut yang beradu
hanya udara,..
yang dihiasi oleh kalbu-kalbu yang menyatu,..

Kamis, 08 November 2007

JAKARTAA,...PAGI !!!

bus berbagai jurusan,.

menyesak simpangan jalan sempit itu,..

teriak-teriakan memekakan telinga,..

menenggelamkan kokokan ayam ditimur,..

hari memang masih terlalu pagi,..

tapi pertarungan hidup telah dimulai,..

bertarung untuk sesuap nasi,..

atau segenggam berlian,..

mereka melewati jalan yang sama.

dengan mobil sendiri atau mobil bersama,..

memadati jalan kecil, yang kian mengecil,..

mobil berjalan merangkak.

berusaha menembus semak kendaraan dan manusia,...

entah mengejar apa,..

tapi yang pasti,..

setiap pagi kami berdesakan dijalan ini,..

saling memburu,..dalam pelan,..

dalam kemacetan,..

Rabu, 07 November 2007

tukang es,..

dia seorang tukang es,..
tukang es yang membawakan dingin,..
pada dahaga dan lapar banyak orang
dia berdiri di lampu merah itu,..
dengan segerobak penuh es batangan,.
dia terlihat kepanasan,..
badannya bersimbah peluh
dan wajahnya merah,..
es didepannya terlihat mengeluarkan uap,..
uap dingin,..
dia menanti dilampu merah itu dengan terengah
mulutnya terlihat kembang kempis menghembuskan udara
lega dengan lampu merah yang memberinya istirahat
dia tak beralas kaki,
dan dia juga sudah tua,..
bajunya selusuh lembar hidupnya,..
hidupnya yang kepanasan diantara balok-balok es yang dibawanya,..
aku hanya mengamati dari angkot ini,..
merasa sedih namun tak bisa lebih,..

Selasa, 30 Oktober 2007

in a rush,..


i wake up from my bed,..
when my dream still hanging,
somewhere in my ceiling,..
im not completely realized
how things going on arround me
everything run out of my consiusness
i otomaticly bathed,..
i otomatily dressed,..
i otomaticly ate my breakfast,..
n otomaticly run to my door,..
chasing for another otomatic things,..
ad i begin my day,..
without say regard to the sun,..
who havent woke up,
and who should ligth up for my days.

sore,...saat sepi,..

entah hujan yang keberapa puluh juta kali,
hari ini,..
dingin dan basah,...
merayapi tanah yang mulai berlumpur,..
ada beberapa teman yang terkulai dimeja,..
"pusing dan bosan",..alasan mereka
entah awan mendung diluar sana,..
ikut menggantung diotak mereka,..
begitu berat, sehingga mereka lelah,..
aku ikut terbisukan oleh suasana,..
tapi tak berhenti berpikir,...
"akan berapa lama, macet hari ini,.."
"apakah orang-orang sudah akan tidur ketika aku sampai dirumah?"
aku menarik nafas dalam,..
melihat kesekeliling,..
dan kemudian menatap hujan,..
lama,...

Minggu, 21 Oktober 2007

sekotak kue dari rumah,..

Ada kesedihan menjelang 2 lebaran yang kulalui tahun ini. terasa sepi, karena aku sendiri, dan tak ada tempat berbagi. hanya beberapa orang asing yang terpaut darah denganku. aku menunggu kapan lebaran berlalu. tak seperti dulu,..dulu aku berharap lebaran tak pernah berlalu...aku rindu dengan semua tradisi lebaran dirumahku, tradisi masa lalu, yang selalu membahagiakan masa sekarang kami. banyak hal yang kami lakukan dan nikmati bersama. membuat kue, sembari saling melemparkan tepung hingga berkubang. namun itu nikmat,..aku seperti mencium aroma kue hasil panggangan ibu lagi, dan bayangan nikmat segera mengisi imajinasiku. aku mengangkat gagang telpon, menelpon rumah, berharap ibuku yang mengangkat. ibuku menjawab,..aku mengembang senyum lega. "bu tolong kirimi aku sekotak kue" begitulah kira2 inti percakapanku dengan ibu.
kotak kue itu sampai ketika lebaran. dibawakan oleh saudaraku. aku sangat bersuka cita karenanya, dan tak membiarkan orang lain menyentuh harta karunku, hanya milikku.
aku menikmati setiap gigitannya dengan penuh khidmat, menyelipkan setiap kenangan tentang rumah yang berkelabat dibenakku,..ada rasa rumah, dilebaranku kali ini,..walau aku masih tetap sendiri, dan jauh.

Sabtu, 20 Oktober 2007

My old man in his garden


I saw him walking acros our back yard,.
he carry some tools in his hand,..
He look up to sky,..
just like he smile to the sun,..
i wacth him from kicthen window.
i see his back,..
Getting older,..leaved a trace of his past
he started to digging,..
put some water in one blomming roses,..
touch the leaf, smothly
and then, he smile,..
he touch every plant in that back yard,..
make sure, everythings fine,..
he finished with one look in too his garden,..
then, crossed that yard,..
walking to my way,..
open that door, smile at me,..
and say,..
"my flower blomming very nice,
but u blomming very fast
till i never be ready to let go..."
then he touch my head,..dissapeared inside the house,..

Lelah,..

Adalah saat terluka,
Aku tak ingin merana
Aku terlalu lelah ,
Namun tak sampai berdarah,
hanya marah,..
Yang membuatku merasa diperah,
Sampai aku tak mengerti pasrah
Adalah saat menangis
aku enggan meneteskan air mata
Kurapatkan bibirku,
agar tak mengeluarkan rengekan,
agar tak ada yang mendengar dan berbisik-bisik
aku sendirian
Tak mengerti betapa dalam luka ku
Aku kebal hingga bebal
tak mengerti cara berbagi perih,..

Heavy Hearth

Its like a ton of rock,
Hanging somewhere in my hearth
Heavy, and make me tired
Shutted my mouth from asking,
Dried my eyes from crying
its like a half of my dream drawning,
yet ever sailing,..
Cant stop my hearth from aching
put so much question
looked for an answer,..
But never seriously digging,
My hearth randomly selected you,
Then,
My hearth get injured,
become so heavy,
That i have to carry everywhere
till i found the answer
or till i sinking,..

Kamis, 09 Agustus 2007

some word in my cellphone

i questioning the things,
that are miss,
but im not asking why.
im affraid with the answer may come.
wether its revealing or frustrating.
i dont want to gambling
im trying not too much asking,
coz am scare of loosing.
keeping my self in silence,
guarding my feeling from breaking,
if am falling to deep.
i cant capture the future,
coz i never sure,
bout the present,...

Minggu, 29 Juli 2007

sebait yang terlewatkan

malam ini senyap,.
ditingkahi rintik hujan yang lembab.
kesendirian menangiskan rindu pada kenangan.
menenggelamkan jiwa dalam bayanganmu
tak pernah kulupa akanmu,..
tapi aku ragu,
apakah kau masih ingat akanku juga?

Selasa, 17 Juli 2007

Sedikit tentang tanah kita,.......

Lorong dininiak moyang kito - asa usua kalau dikaji didalam tambo lamo - sapiah balahan tigo jurai. Sajurai ka banda cino - sajurai ka banua Ruhum- nan sajurai ka Minangkabau.
Pihak di Sutan Maharajo Dirajo - taniat di dalam hati - tacinto didalam kiro-kiro - ba laia inyo maso itu diateh dandang nan sabuah - cukuik jo urang cadiak pandai.
Dek lamo dandang balaia - didalam lauik baharulah - tampaklah api takijok-kijok - gunuang suatu maso itu diateh puncak langgapuri - banamo gunuang marapi-sinan sirangkak nan badangkang - sarato buayo putiah daguak - di batu ampa putiah di bukik patah patigo - banamo si guntang-guntang.
Dimano titiak palito,
Dibaliak telong nan batali.
Dimano asa niniak kito,
Iyo dipuncak gunuang marapi.

sumber : Tambo Alam

Lelaki dan hujan

Lelaki dan hujan,
Kadang kala mereka beriringan.
Entah saat dia datang,
Dan menghampiri, sambil berkata
" mari menari bersama hujan dan mentari!"
Sesaat hujan adalah senandung,
Basah dan indah.
Entah saat dia pergi,
Membelakangi, tanpa pernah berpaling,
Barang sekali...
Saat itu hujan tak lebih,
Dari rangkaian hujan dan petir, turun bersamaan.
Saat itu,
Jejak hujan hanya berupa lumpur
Basah dan pekat


mona. y
mid july 03

Kembang Berganti Musim

Kembang ditahun lalu,
Meretas mekar, mengisi kekosongan musim
Memenuhi pagi dengan wangi
Tapi itu tahun lalu
Ketika musim itu semi,
Dan ada matahari.
Kembang ditahun ini,
Meretas meranggas, terseret oleh kekosongan musim,
Menyesaki pagi dengan sangit
Saat ini musim paceklik
Tetap bermatahari, namun sangat terik,...

mona. y
saat merasa sepi dan terabaikan,..

Tempat Lahir

tak banyak kisah yang terucap
dari bibirnya yang basah.
dengan katanya yang terpatah.
hanya sepah dan sampah,
yang terucap cukup jelas.
entah mengapa kata itu yang muncul.
entah karena terbesarkan ditempat pembuangan.
atau karena kata itu memang bermakna baginya
diumurnya yang baru menginjak dua setengah,...

mona.y
suatu ketika aku berjalan ke Bantar Gebang

Senin, 16 Juli 2007

saat malam sekarat,..

Sesaat malam sekarat,
Tercekik oleh datangnya pagi,
Ada mimpi yang terpenggal,
Tentang dunia malam yang penuh bintang
Berkelip dan menari, membaui malam
Sesaat dimalam yang sekarat
Aku tersesat
Dengan kelam yang tak terlalu pekat,
Dosa berada dalam jarak yang rapat.
Tak tersentuh bayang mentari
Aku bermimpi
Dengan detak nadi yang berlari
Aku memacu hati
Dalam palsu keramaian
Aku menghilang ditirai uap neraka
Berjalan diatas jelaga yang membara
Dengan telanjang kaki
Dan enggan untuk berhenti
Aku terus menari
Mengharapkan pagi lupa untuk kembali
Aku terlalu berkawan dengan malam
Aku terlindung dalam kelam
Ketika malam sekarat
Tercekik oleh datangnya pagi
Aku terbangun dari malamku dan mimpi
Tempatku bersembunyi dan merasa tak pasti
Namun aku lebih ngeri
Ketika aku dan mentari bertemu
Tapi kami sudah saling jemu........


mona.y

impian yang berlalu

Mendatangkan kesunyian,
Pada hati yang sedang berlari sendiri,
Ingin pergi,
Tak menemukan jalan kembali.
Hati yang terjangkiti sakit hati,
Yang menahun dan telah membusuk.
Jiwa terbunuh pada suatu pagi,
Dikala setiap pori-pori,
Bersemangat menantikan mentari.
Mengurung kesunyian,
Pada hati yang telah beku dan berdebu,
Semua telah berlalu,
Dan berjejak masa lalu.
Tak ada lagi yang disebut tabu,
Ketika semua telah memberi tahu.
Meranggas dalam kesunyian,
Pada hati yang sudah setengah mati.
Karena beku,
Pada hati yang sudah tak tersentuh,
Yang mengeras seperti batu.
Lupakan aku,
Tinggalkan aku dimasa lalu,
Biarkan kesunyian mengoyak semua yang tersisa padaku,
Karena impianku yang berlalu,
Tanpa kutahu ....


mona. y