malam ini senyap,.
ditingkahi rintik hujan yang lembab.
kesendirian menangiskan rindu pada kenangan.
menenggelamkan jiwa dalam bayanganmu
tak pernah kulupa akanmu,..
tapi aku ragu,
apakah kau masih ingat akanku juga?
Minggu, 29 Juli 2007
Selasa, 17 Juli 2007
Sedikit tentang tanah kita,.......
Lorong dininiak moyang kito - asa usua kalau dikaji didalam tambo lamo - sapiah balahan tigo jurai. Sajurai ka banda cino - sajurai ka banua Ruhum- nan sajurai ka Minangkabau.
Pihak di Sutan Maharajo Dirajo - taniat di dalam hati - tacinto didalam kiro-kiro - ba laia inyo maso itu diateh dandang nan sabuah - cukuik jo urang cadiak pandai.
Dek lamo dandang balaia - didalam lauik baharulah - tampaklah api takijok-kijok - gunuang suatu maso itu diateh puncak langgapuri - banamo gunuang marapi-sinan sirangkak nan badangkang - sarato buayo putiah daguak - di batu ampa putiah di bukik patah patigo - banamo si guntang-guntang.
Dimano titiak palito,
Dibaliak telong nan batali.
Dimano asa niniak kito,
Iyo dipuncak gunuang marapi.
sumber : Tambo Alam
Pihak di Sutan Maharajo Dirajo - taniat di dalam hati - tacinto didalam kiro-kiro - ba laia inyo maso itu diateh dandang nan sabuah - cukuik jo urang cadiak pandai.
Dek lamo dandang balaia - didalam lauik baharulah - tampaklah api takijok-kijok - gunuang suatu maso itu diateh puncak langgapuri - banamo gunuang marapi-sinan sirangkak nan badangkang - sarato buayo putiah daguak - di batu ampa putiah di bukik patah patigo - banamo si guntang-guntang.
Dimano titiak palito,
Dibaliak telong nan batali.
Dimano asa niniak kito,
Iyo dipuncak gunuang marapi.
sumber : Tambo Alam
Lelaki dan hujan
Lelaki dan hujan,
Kadang kala mereka beriringan.
Entah saat dia datang,
Dan menghampiri, sambil berkata
" mari menari bersama hujan dan mentari!"
Sesaat hujan adalah senandung,
Basah dan indah.
Entah saat dia pergi,
Membelakangi, tanpa pernah berpaling,
Barang sekali...
Saat itu hujan tak lebih,
Dari rangkaian hujan dan petir, turun bersamaan.
Saat itu,
Jejak hujan hanya berupa lumpur
Basah dan pekat
mona. y
mid july 03
Kadang kala mereka beriringan.
Entah saat dia datang,
Dan menghampiri, sambil berkata
" mari menari bersama hujan dan mentari!"
Sesaat hujan adalah senandung,
Basah dan indah.
Entah saat dia pergi,
Membelakangi, tanpa pernah berpaling,
Barang sekali...
Saat itu hujan tak lebih,
Dari rangkaian hujan dan petir, turun bersamaan.
Saat itu,
Jejak hujan hanya berupa lumpur
Basah dan pekat
mona. y
mid july 03
Kembang Berganti Musim
Kembang ditahun lalu,
Meretas mekar, mengisi kekosongan musim
Memenuhi pagi dengan wangi
Tapi itu tahun lalu
Ketika musim itu semi,
Dan ada matahari.
Kembang ditahun ini,
Meretas meranggas, terseret oleh kekosongan musim,
Menyesaki pagi dengan sangit
Saat ini musim paceklik
Tetap bermatahari, namun sangat terik,...
mona. y
saat merasa sepi dan terabaikan,..
Meretas mekar, mengisi kekosongan musim
Memenuhi pagi dengan wangi
Tapi itu tahun lalu
Ketika musim itu semi,
Dan ada matahari.
Kembang ditahun ini,
Meretas meranggas, terseret oleh kekosongan musim,
Menyesaki pagi dengan sangit
Saat ini musim paceklik
Tetap bermatahari, namun sangat terik,...
mona. y
saat merasa sepi dan terabaikan,..
Tempat Lahir
tak banyak kisah yang terucap
dari bibirnya yang basah.
dengan katanya yang terpatah.
hanya sepah dan sampah,
yang terucap cukup jelas.
entah mengapa kata itu yang muncul.
entah karena terbesarkan ditempat pembuangan.
atau karena kata itu memang bermakna baginya
diumurnya yang baru menginjak dua setengah,...
mona.y
suatu ketika aku berjalan ke Bantar Gebang
dari bibirnya yang basah.
dengan katanya yang terpatah.
hanya sepah dan sampah,
yang terucap cukup jelas.
entah mengapa kata itu yang muncul.
entah karena terbesarkan ditempat pembuangan.
atau karena kata itu memang bermakna baginya
diumurnya yang baru menginjak dua setengah,...
mona.y
suatu ketika aku berjalan ke Bantar Gebang
Senin, 16 Juli 2007
saat malam sekarat,..
Sesaat malam sekarat,
Tercekik oleh datangnya pagi,
Ada mimpi yang terpenggal,
Tentang dunia malam yang penuh bintang
Berkelip dan menari, membaui malam
Sesaat dimalam yang sekarat
Aku tersesat
Dengan kelam yang tak terlalu pekat,
Dosa berada dalam jarak yang rapat.
Tak tersentuh bayang mentari
Aku bermimpi
Dengan detak nadi yang berlari
Aku memacu hati
Dalam palsu keramaian
Aku menghilang ditirai uap neraka
Berjalan diatas jelaga yang membara
Dengan telanjang kaki
Dan enggan untuk berhenti
Aku terus menari
Mengharapkan pagi lupa untuk kembali
Aku terlalu berkawan dengan malam
Aku terlindung dalam kelam
Ketika malam sekarat
Tercekik oleh datangnya pagi
Aku terbangun dari malamku dan mimpi
Tempatku bersembunyi dan merasa tak pasti
Namun aku lebih ngeri
Ketika aku dan mentari bertemu
Tapi kami sudah saling jemu........
mona.y
Tercekik oleh datangnya pagi,
Ada mimpi yang terpenggal,
Tentang dunia malam yang penuh bintang
Berkelip dan menari, membaui malam
Sesaat dimalam yang sekarat
Aku tersesat
Dengan kelam yang tak terlalu pekat,
Dosa berada dalam jarak yang rapat.
Tak tersentuh bayang mentari
Aku bermimpi
Dengan detak nadi yang berlari
Aku memacu hati
Dalam palsu keramaian
Aku menghilang ditirai uap neraka
Berjalan diatas jelaga yang membara
Dengan telanjang kaki
Dan enggan untuk berhenti
Aku terus menari
Mengharapkan pagi lupa untuk kembali
Aku terlalu berkawan dengan malam
Aku terlindung dalam kelam
Ketika malam sekarat
Tercekik oleh datangnya pagi
Aku terbangun dari malamku dan mimpi
Tempatku bersembunyi dan merasa tak pasti
Namun aku lebih ngeri
Ketika aku dan mentari bertemu
Tapi kami sudah saling jemu........
mona.y
impian yang berlalu
Mendatangkan kesunyian,
Pada hati yang sedang berlari sendiri,
Ingin pergi,
Tak menemukan jalan kembali.
Hati yang terjangkiti sakit hati,
Yang menahun dan telah membusuk.
Jiwa terbunuh pada suatu pagi,
Dikala setiap pori-pori,
Bersemangat menantikan mentari.
Mengurung kesunyian,
Pada hati yang telah beku dan berdebu,
Semua telah berlalu,
Dan berjejak masa lalu.
Tak ada lagi yang disebut tabu,
Ketika semua telah memberi tahu.
Meranggas dalam kesunyian,
Pada hati yang sudah setengah mati.
Karena beku,
Pada hati yang sudah tak tersentuh,
Yang mengeras seperti batu.
Lupakan aku,
Tinggalkan aku dimasa lalu,
Biarkan kesunyian mengoyak semua yang tersisa padaku,
Karena impianku yang berlalu,
Tanpa kutahu ....
mona. y
Pada hati yang sedang berlari sendiri,
Ingin pergi,
Tak menemukan jalan kembali.
Hati yang terjangkiti sakit hati,
Yang menahun dan telah membusuk.
Jiwa terbunuh pada suatu pagi,
Dikala setiap pori-pori,
Bersemangat menantikan mentari.
Mengurung kesunyian,
Pada hati yang telah beku dan berdebu,
Semua telah berlalu,
Dan berjejak masa lalu.
Tak ada lagi yang disebut tabu,
Ketika semua telah memberi tahu.
Meranggas dalam kesunyian,
Pada hati yang sudah setengah mati.
Karena beku,
Pada hati yang sudah tak tersentuh,
Yang mengeras seperti batu.
Lupakan aku,
Tinggalkan aku dimasa lalu,
Biarkan kesunyian mengoyak semua yang tersisa padaku,
Karena impianku yang berlalu,
Tanpa kutahu ....
mona. y
Langganan:
Postingan (Atom)